Rabu, Januari 05, 2011

marriage?

pernikahan.

kata ini yang sedang saya galaukan beberapa hari ini. bukan keluarga, wanita, dan keuangan yang saat ini saya galaukan, melainkan, kata "PERNIKAHAN". mengapa? ini alasan saya untuk galau:




at first, I thought that I want to marry my special girl in 35 year old. 35. dan jelas ini langsung mendapat kecaman dari orang tua saat saya mengutarakannya. mengapa? kata Mama, "pacar kamu umur berapa nanti? terus, kamu punya cucu umur berapa? terus kapan mama gendong cucu?" dan segala macam pertanyaan yg dipikirkan oleh orang tua, esp. tentang keturunan. alasan saya mau menikah umur 35 cukup simple, saya ingin membahagiakan diri saya sendiri terlebih dahulu, orang tua, dan barulah menikah. saya masih punya banyak cita2 seperti keliling Indonesia dkk, dan ingin saya lakukan sebelum menikah.

lalu my second point of view. oke, umur 35 ketuaan. dan teman2 mengusulkan umur 25-27 menikah. wait, I still keep my promise to travel around Indonesia and the world. Should I bring her with me? It's not about a cost that I worried, meanwhile, could her survive with me? with my style and sense of traveling? Not a lux that I will bring to my journey. bukan sebuah pesawat nyaman melainkan kapal barang. bukan hotel berbintang melainkan pos jaga polisi yang menjadi tempat baringan. JADI, apakah saya harus menikah setelah saya mewujudkan cita2 saya tersebut? apakah itu berarti umur 29 tahun? Apakah wanita yang saya idami nantinya tidak terlalu tua untuk menikah?

Kesabaran, Ketekunan, dan KESETIAAN yang saya tekankan dalam menjalin hubungan.


pertanyaan:
Apa saya harus mengubur cita2 saya demi sebuah pernikahan dengan wanita idaman saya?
Apakah itu juga bisa dibilang perjuangan untuk mendapatkan cinta sang wanita, sampai mengubur cita2 saya?
Apa saya menikah setelah menjalankan cita-cita saya?

dan mengapa saya sudah mulai memikirkan hal ini? mudah, 7-10 tahun ga kerasa, men. You'll walk as usual, and you don't believe that it was 7 years ago. ini aja sudah 1 semester terlewati setelah masa SMA yang terkesan panjang namun dilalui dengan singkat. tak terasa nanti 7 semester dilalui. dan umur ? 22 tahun. 3 tahun bekerja untuk segala keperluan akan terasa seperti 3 minggu tidur terus-terusan di kamar. Jadi, time flow so fast you know.

dan ini masih sebatas waktu menikah. belum kita pikirkan cara menikah, dimana menikah, berapa yg kita undang, dan berbagai pertimbangan lainnya. mungkin memang lebih baik jadi seorang pastur yang tidak memiliki pasangan hidup, isn't it? atau memiliki keluarga yang mesra dan menikmati masa tua dengan cucu kesayangan?

HIDUP ADALAH PILIHAN. life is a choice.

Tidak ada komentar: